PENDEKATAN
BALANCED SCORECARD
DALAM
MENGUKUR KINERJA SMP NEGERI 3 MALANG
ABSTRAK
SMP Negeri 3
Malang merupakan salah salah satu sekolah negeri dan sekolah favorit yang
terkenal dengan prestasi para siswanya
baik akademik maupun non akademik. Hal ini ditunjukan dengan prestasi yang
diraih siswa baik tingkat nasional sampai internasional. Prestasi tersebut tidak bisa menyimpulkan
sekolah dikatakan unggul, karena sekolah terdiri dari beberapa komponen yang
berkaitan. Oleh karena itu diperlukan pengukuran kinerja Balanced Scorecard,
untuk mengukur kinerja sekolah secara komprehensif. Dari latar belakang diatas,
maka masalah yang akan diteliti yaitu bagaimana kinerja SMP Negeri 3 Malang
bila diukur dengan pendekatan Balanced Scorecard. Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui
kinerja SMP Negeri 3 Malang dengan menggunakan Balanced Scorecard, maka Kinerja SMP Negeri
3 Malang dikategorikan baik dilihat dari
perspektif keuangan , pelanggan, proses bisnis internal dan pembelajaran
pertumbuhan.
Kata Kunci :
Balanced Scorecard, Sekolah, SMP
Negeri 3 Malang
A. PENDAHULUAN
Dalam anggapan masyarakat awam sekolah yang efektif adalah sekolah
yang banyak menghasilkan kepuasan bagi
pelanggannya yaitu siswa dan orang tua berupa prestasi siswa baik akademik
ataupun non akademik. Saat ini sudah banyak
sekolah yang menghasilkan
siswa-siswa yang brprestasi termasuk salah satunya adalah SMP Negeri 3 Malang
salah satu sekolah favorit yang ada di Kota Malang.
Ciri dari sekolah efektif yaitu kebijkasanaan dan iklim sekolah
dalam arti luas, pengaruh kepempinan kepala sekolah , perilaku dan pola para
guru dan juga beberapa prinsip manajemen kelas (Salfen : 2009). Dari ciri
tersebut maka dapat diambil kesimpulan
bahwa sekolah efektif bukan hanya
dilihat dari prestasi siswa saja, tetapi semua
aspek yang berpengaruh terhadap keefektifan sekolah baik guru atau
lingkungan siswa. Untuk mengetahui
seluruh aspek tersebut maka dilakukan penilaian kinerja.
Kinerja organisasi sebagai suatu keadaan yang berkaitan dengan
keberhasilan organisasi dalam menjalankan misi yang dimilikinya. Merujuk kepada
konsep organisasi, sekolah dapat disebut sebagai organisasi. Tangkilisan dalam ( Rasto : 2012 ) menyebutkan pengertian kinerja organisasi
dapat digunakan sebagai dasar untuk merumuskan pengertian kinerja sekolah.
Berdasarkan hal tersebut kinerja sekolah dapat didefinisikan sebagai kualitas
proses dan hasil kerja yang telah dilakukan oleh sekolah sesuai dengan visi dan
misi sekolah.
Untuk melakukan penilaian kinerja, maka banyak metode yang dapat
digunakan diantaranya dengan pendekatan
perbandingan, pendekatan atribut, pendekatan perilaku, dan pendekatan hasil
(Raymond : 2010). Penilaian kinerja tersebut tidak bisa menilai kinerja secara
komprehensif, hanya bisa melakukan penilaian satu jenis kinerja saja misalnya
kinerja sumber daya manusia.
Balanced Scorecard dikembangkan oleh Kaplan dan Norton tahun 1992
dikenal dengan “strategy map” adalah sistem manajemen strategis yang
mendefinisikan sistem akuntansi pertanggungjawaban berdasarkan strategi.
(Suwardi dan Prima : 2011). Balance Scorecard
menerjemahkan misi dan strategis organisasi dalam tujuan operasional dan
ukuran kinerja dalam empat perspektif yaitu perspektif keuangan, perspektif
pelanggan, perspektif proses bisnis inernal, serta perspektif pembelajaran dan
pertumbuhan. Perspektif keuangan menjelaskan konsekuensi ekonomi tindakan yang
diambil dari tiga perspektif lain. Perspektif pelanggan mendefInesikan segmen
pasar dan pelanggan dimana unit fisik bersaing. perspektif proses bisnis
internal menjelaskan proses internal yang diperlukan untuk memberikan nilai
kepada pelanggan dan pemilik. Akhirnya perspektif pembelajaran dan pertumbuhan
mendefinisikan kemampuan yang diperlukan organisasi untuk memperoleh
pertumbuhan jangka panjang dan perbaikan (Widjaja : 2005).
Balanced Scorecard memiliki keunggulan diantaranya Komprehensif,
koheren dan berimbang (Widjaja :
2005). Pengukuran empat perspektif
Balanced Scorecard yaitu Perspektif keuangan
memiliki 3 tahapan diantaranya growth yaitu tahapan awal siklus kehidupan perusahaan
dimana perusahaan beroperasi dengan kas negatif dan tingkat pengembalian modal
yang rendah, selanjutnya yaitu sustain dimana perusahaan melakukan investasi
dan reinvestasi dan terakhir adalah harvest yaitu dimana perusahaan menuai
hasil investasi ditahap sebelumnya. Perspektif
customer mengidentifikasi
kondisi customer dan segmen pasar yang telah dipilih oleh
perusahaan untuk bersaing dengan kompetitor.
Perspektif proses bisnis internal dimana perusahaan melakukan
pengukuran terhadap semua aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan baik manajer
maupun karyawan untuk menciptakan suatu produk yang dapat memberikan kepuasan
bagi customer dan juga pemegang saham. Ada 3 proses dalam perpektif ini yaitu
proses operasi, inovasi dan layanan
purna jual. Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan bersumber dari faktor
sumber daya manusia, sistem dan operasi (Kaplan : 2000).
Balanced Scorecard digunakan pada
organisasi publik dalam hal ini adalah sekolah, ada beberapa perubahan
yang dilakukan dalam konsep balanced
scorecard. Perubahan yang terjadi antara lain: Perubahan framework
dimana yang menjadi driver dalam
balanced scorecard, untuk organisasi publik adalah misi untuk melayani
masyarakat, Perubahan posisi antara perspektif finansial dan perspektif
pelanggan, Perspektif customers menjadi perspektif customers &
stakeholders,Perubahan perspektif
learning dan growth menjadi perspektif
employess and organization capacity.
Perspektif customers &
stakehoders mengambarkan pelayanan yang
berkualitas kepada masyarakat.
Perspektif financial mengidentifikasikan pemberian pelayanan yang efiesien. Perspektif internal business process menggambarkan proses-proses yang penting bagi
organisasi untuk meningkatkan kualitas hidup
masyarakat. Perspektif employees
& organization capacity mengambarkan
kompetensi dan kemampuan semua anggota
organisasi. Rohm dalam Imelda (2004).
Untuk Perspektif pelanggan Menurut kriteria Baldrige
dalam Demetrius dan Patricia (2005) bahwa dalam bidang pendidikan yang menjadi
pelanggan layanan jasa adalah kepuasan para siswa dan masyarakat terhadap
program pendidikan, layanan, interaksi dan pengembangan siswa. Untuk Perspektif
keuangan maka kita dapat mengukur kinerja keuangan sekolah melalui
Undang-undang no 20 tahun 2003 pasal 48 yang menyatakan bahwa pengelolaan dana
pendidikan berdasarkan pada prinsip keadilan, efisiensi, transparansi dan
akuntasbilitas publik, disamping itu prinsip efektifitas harus ditekankan.
Perspektif proses bisnis dan internal Menurut Rohm dalam (Imelda :
2004) Perspektif proses bisnis internal menggambarkan proses yang penting bagi
organisasi untuk meningkatkan kualitas hidup mayarakat. Oleh karena itu untuk
menilai kinerja dari proses bisnis
internal untuk sekolah diperlukan bantuan Standar pelayanan minimum no 129
Tahun 2004 pasal 4 bab 4 standar pelayanan minimal Pendidikan Menengah. Perspektif
pertumbuhan dan pembelajaran yang perlu diperhatikan adalah kepuasan karyawan
atau guru. Kepuasan kerja karyawan adalah suatu perasaan yang menyokong atau
tidak menyokong diri pegawai yang berhubungan dengan pekerjaannya maupun
kondisi dirinya. Hal ini berarti bahwa kepuasan kerja merupakan suatu perasaan
menyokong seseorang atas pekerjaan atau aktivitas yang dilaksanakannya
(Mangkunegara : 2004).
Berdasarkan uraian diatas mendorong penulis untuk melakukan
penelitian yang berjudul : “Pendekatan Balanced Scorecard dalam Mengukur
Kinerja SMP Negeri 3 Malang”. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui kualitas SMP Negeri 3 Malang dengan menggunakan pendekatan Balanced
Scorecard. Hasil penelitian ini diharapkanakan bermanfaat bagi SMP Negeri 3
Malang, penulis, dan pembaca.
B. Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 3 Malang yang berlokasi di Jl. Dr. Cipto No.20 Malang. Waktu
penelitian dilaksanakan dari bulan Oktober hingga November 2013. Populasi dalam
penelitian ini adalah siswa SMP Negeri 3 Malang dan Guru di SMP Negeri 3 Malang
, sampel yang diteliti adalah 86 siswa dan 86 guru. Pengambilan sampel secara
random. Adapun data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang
diperoleh secara langsung dari responden dengan cara penyebaran kuisioner dan
data sekunder yang diperoleh dari SMP Negeri 3 Malang berupa data keuangan,
jumlah siswa, evaluasi diri sekolah,
data nilai siswa, sk guru mengajar, data kelulusan siswa.
Tehnik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara
penyebaran kuisioner, wawancara dan dokumentasi. Penelitian ini menganalisis
kinerja SMP Negeri 3 Malang dengan empat
perspektif yaitu perspektif pelanggan, perspektif keuangan, perspektif proses
bisnis internal, perspektif pembelajaran dan pertumbuhan.
Teknik Analisis Data
Tehnik analisis data yang digunakan adalah deskriptif
kuantitatif. Langkah-langkah yang
dilakukan adalah menyusun angket, menyebarkan
angket, menganalisa hasil angket, mencari dokumen lain, dan mengambil
keputusan.
1. Perspektif Keuangan
Dinilai dengan dua indikator yaitu efektif dan
efisien. Efektif apabila realisasi anggaran sama dengan rencana anggaran,
Efisien apabila realisasi anggaran lebih kecil dengan rencana anggaran.
2. Perspektif pelanggan
Diukur melalui kepuasan pelanggan yaitu siswa SMP Negeri 3 Malang dengan
analisis kepuasan
3. Proses Bisnis Internal
Keadaan sekolah yang terdapat didalam Evaluasi Diri
Sekolah dibandingkan dengan standard pelayanan minimum sebagai berikut :
·90 persen sekolah memiliki sarana dan prasarana minimal sesuai
dengan standar teknis yang ditetapkan secara nasional.
·80 persen sekolah memiliki tenaga kependidikan non guru untuk
melaksanakan tugas administrasi dan kegiatan non mengajar lainnya.
·90 persen dari jumlah guru SMP yang diperlukan terpenuhi.
·90 persen guru SMP memiliki kualifikasi sesuai dengan kompetensi yang ditetapkan
secara nasional.
·100 persen siswa memiliki buku pelajaran yang lengkap setiap mata
pelajaran.
·Jumlah siswa SMP per kelas antara 30 -40 siswa
·90 persen siswa yang mengikuti uji sampel mutu standar nasional
mencapai nilai “memuaskan” dalam mata pelajaran bahsa inggris, geografi,
Matematika dasar untuk kelas vii dan kelas viii.
·25 persen dari lulusan SMP melanjutkan ke SMA yang terakreditasi.
4. Pertumbuhan dan Pembelajaran
Diukur melalui kepuasan guru SMP Negeri 3 Malang
dan retensi guru, dengan klasifikasi kepuasan
C. HASIL DAN PEMBAHASAN
lPenelitian ini dilakukan di SMP Negeri 3 Malang SMP Negeri 3 Malang merupakan
sekolah warisan pemerintah Belanda. Cikal bakal SMP Negeri 3 Malang adalah
Sekolah MULO WILHELMINA. Sekolah ini berdiri pada tanggal
17 Maret 1950. Pada tahun 1960, nama Sekolah MULO WILHELMINA diubah oleh
pemerintah Republik Indonesia menjadi SMP Negeri 3 Malang dengan semboyan Bina
Taruna Adiloka(Bintaraloka) Bina Taruna Adiloka (Bintaraloka)
diambil dari bahasa Sansekerta yaitu ‘bina’ yang berarti mendidik, ‘taruna’
yang berarti generasi muda, ‘adi’ yang berarti terbaik, dan ‘loka’ yang berarti
sasana/tempat. Berdasarkan semboyan yang dipilih oleh para pendahulu itu tampak
secara jelas bahwa SMP Negeri 3 Malang adalah tempat menempa generasi muda
untuk menjadi manusia-manusia terbaik. Untuk mewujudkan semboyan Bina Taruna
Adiloka (Bintaraloka) dalam aktivitas nyata di SMP Negeri 3 Malang, seluruh
civitas academy SMP Negeri 3 Malang mengaktualisasikan semboyan tersebut dalam
nafas visi, misi, tujuan, dan sasaran SMP Negeri 3 Malang.
1. Perspektif Pelanggan
Hasil Kepuasan Pelanggan (SMP Negeri 3
Malang).
2. Perspektif Keuangan.
realisasi anggaran tahun 2012
3.Proses
Bisnis Internal
4.a. siswa
lulusan SMP lanjutkan SMA negeri atau swasta. Siswa melanjutka ke SMA negeri
atau swasta.
b. sekolah memiliki tenaga kependidikan non guru untuk melaksanakan
tugas administrasi dan kegiatan non mengajar lainnya.
5.c. guru SMP
memiliki kualifikasi sesuai dengan kompetensi yang ditetapkan secara nasional.
6.siswa yang
mengikuti uji sampel mutu standar nasional mencapai nilai memuaskan dalam mata
pelajaran bahasa inggris, matematika dan geografi untuk kelas 1 dan kelas 2.
7.Sekolah
memiliki sarana dan prasarana minimal sesuai dengan standar teknis yang
ditetapkan secara nasional. Standard teknis yang ditetapkan secara nasional
(Menurut peraturan pemerintah no 24 Tahun 2007) tentang standar sarana dan
prasarana untuk SMP
8.siswa
memiliki buku pelajaran yang lengkap semua mata pelajaran
9.Jumlah Siswa
SMP per kelas antara 30 – 40 siswa
10.jumlah guru
SMP yang diperlukan terpenuhi
4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
diukur dengan kepuasan guru dan tata usaha.
0 komentar:
Posting Komentar