PENGARUH
PENGALAMAN PPL, PRESTASI BELAJAR DAN LINGKUNGAN KELUARGA TERHADAP MINAT MENJADI
GURU PADA MAHASISWA FKIP EKONOMI UNIVERSITAS KANJURUHAN MALANG ANGKATAN 2010
PROPOSAL
SKRIPSI
Diajukan
Kepada Fakultas Pendidikan Ekonomi
Universitas
Kanjuruhan Malang
untuk
Memenuhi Sebagai Persyaratan
Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
Maria
Ulfa
100401020068
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
KANJURUHAN MALANG
2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Undang-undang Pendidikan Nomor 20 Tahun 2003
Tentang Sistem Pendidikan Nasional menghendaki pendidikan diarahkan untuk
membentuk watak dan peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang
demokratis dan peka terhadap tantangan jaman.
Hal ini berarti, terdapat peluang yang luas
bagi pemerintah daerah untuk melakukan kreasi, inovasi, dan improvisasi dalam
menetapkan arah pembangunan termasuk dalam bidang pendidikan. Sehingga
penyelenggaraan desentralisasi dibidang pendidikan tidak hanya terhenti pada
tingkat kabupaten dan kota, akan tetapi lebih jauh yaitu sampai pada tingkat
sekolah, dimana sekolah harus mampu mengembangkan program yang relevan dengan
kebutuhan masyarakat termasuk didalamnya berinovasi dalam pengelolaan
pembelajaran.
Sekolah sebagai organisasi pendidikan formal
berfungsi sebagai wadah untuk membentuk manusia yang bermutu melalui
serangkaian proses yang telah diatur berdasarkan delapan standar pelaksanaan
pendidikan. ”Standar Nasional Pendidikan merupakan kriteria minimal tentang sistem
pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia”
(Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003, Bab I, pasal I).
Dengan berstandar pada Standar Nasional
Pendidikan, upaya peningkatan kualitas pendidikan diawali dengan peningkatan kreativitas
proses belajar mengajar, karena proses belajar mengajar merupakan kegiatan yang
utama disuatu sekolah. Tujuan pendidikan dapat dicapai dengan baik apabila
semua komponen sekolah saling bekerjasama, dan yang paling utama adalah tenaga
pendidik (guru). Dimana pendidikan di sekolah menempatkan guru sebagai ujung
tombak, karena guru merupakan kunci dalam sistem pendidikan. Oleh karena itu
setiap guru harus memiliki kompetensi yang memadai.
Masalah guru adalah masalah yang sangat
penting, sebab mutu guru turut menentukan mutu pendidikan. Sedangkan mutu
pendidikan akan menentukan mutu generasi muda, sebagai calon warga negara dan
warga masyarakat. Masalah mutu guru ini sangat bergantung pada sistem
pendidikan guru.
Sistem pendidikan guru sebagai suatu sub
sistem pendidikan nasional merupakan faktor kunci dan memiliki peran yang
sangat strategis. Derajat kualitas pendidikan guru ditentukan oleh tingkat
kualitas semua komponen yang masing-masing memberikan kontribusi terhadap
sistem pendidikan guru secara keseluruhan. Komponen-komponen tersebut adalah
siswa calon guru, pendidik, pembimbing calon guru, kurikulum, strategi
pembelajaran, media instruksional, sarana dan prasarana, waktu dan ketersediaan
dana, serta masyarakat dan sosial budaya. Semuanya memberikan pengaruh dan
warna terhadap proses pendidikan guru dalam upaya mencapai tujuan sistem
pendidikan guru, yang hasil atau lulusannya dapat diketahui melalui komponen
evaluasi (tahap masukan, tahap proses, dan tahap kelulusan) secara menyeluruh
dan berkesinambungan.
Oleh karena itu, setiap lembaga pendidikan
khususnya lembaga pendidikan tinggi, mempunyai tujuan utama yaitu mampu
menciptakan lulusan yang berkualitas, berilmu, kreatif, produktif, cakap, dan
mampu bersaing di dunia kerja. Suatu kegiatan secara langsung dan khusus
mempersiapkan mahasiswa untuk menjadi guru yang baik dan terampil adalah
melalui Praktik Pengalaman Lapangan (PPL). Melalui PPL ini, mahasiswa
diharapkan dapat menimba pengalaman serta mengaplikasikan teori-teori yang
telah didapatkan dibangku kuliah untuk selanjutnya diterapkan di lapangan pada
saat praktik mengajar. Pelaksanaan PPL ini akan memberikan kesan tersendiri
bagi mahasiswa terhadap profesi guru. Hal ini akan menimbulkan minat menjadi
guru pada diri mahasiswa.
Minat merupakan salah satu faktor psikologis
manusia yang sangat penting untuk kemajuan manusia dan keberhasilan pada diri
seseorang. Seseorang yang berminat pada pekerjaan tertentu akan memperoleh
hasil yang lebih baik daripada yang kurang atau tidak berminat pada pekerjaan
tersebut. Minat merupakan pendorong bagi seseorang untuk terlibat secara aktif
dan mengarahkan perhatian pada objek yang ia sukai. Demikian pula dengan minat
menjadi guru merupakan keadaan dimana seseorang memberikan perhatian yang besar
terhadap profesi guru, merasa senang dan ingin menjadi guru. Sehingga mahasiswa
tersebut akan berusaha mempelajari segala sesuatu tentang guru dan akan
berusaha untuk menyesuaikan dengan karakter guru.
Minat dan tujuan tersebut diatas agar dapat
terlaksana dengan baik dipengaruhi banyak faktor pendukung. Menurut
Crow&Crow dalam Abror (1993: 158) menyebutkan faktor-faktor yang
mempengaruhi minat terdiri dari faktor intern dan faktor ekstern. Faktor dari
dalam yang ikut mempengaruhi misalnya seperti faktor emosional, motivasi,
bakat, intelegensi, penguasaan ilmu pengetahuan berupa prestasi belajar dan
pengalaman praktek lapangan. Faktor dari luar diri mahasiswa diantaranya adalah
adanya pengaruh dari lingkungan keluarga, pendidikan formal, informasi dunia
kerja, sarana dan prasarana belajar dan lingkungan sosial.
Faktor dari dalam seperti halnya emosional,
persepsi, dan motivasi mengandung unsur-unsur kognisi (mengenal), emosi
(perasaan), dan konasi (kehendak). Unsur kognisi berarti bahwa minat itu
didahului oleh pengetahuan dan informasi mengenai objek yang dituju. Unsur
emosi terjadi karena ikut dalam partisipasi atau pengalaman tertentu (biasanya
rasa senang), sedangkan unsur konasi merupakan kelanjutan dari unsur emosi.
Ketiga unsur tersebut juga diwujudkan dalam bentuk kemampuan dan hasrat untuk
melakukan suatu kegiatan. Hal-hal tersebut di atas berpengaruh terhadap minat
mahasiswa untuk berprofesi menjadi guru yang akan timbul dengan didahului
pengenalan kemudian merasakan dan diakhiri kehendak atau hasrat untuk melakukan
kegiatan tersebut.
Faktor dari luar diri mahasiswa seperti
adanya pengaruh dari lingkungan keluarga. Dimana lingkungan merupakan salah
satu faktor yang dapat mempengaruhi minat. Seperti yang diketahui bahwa
mahasiswa Pendidikan Ekonomi berasal dari berbagai daerah yang mempunyai
perbedaan latar belakang keluarga dan kebudayaan. Hal ini tentu saja akan
berbeda pula dalam memahami dan mengerti keinginan mahasiswa dikemudian hari
dalam memilih pekerjaan. Ada orang tua yang memberikan kebebasan dalam hal
memilih pekerjaan dan ada pula orang tua yang menentukan profesi yang harus
dipilih oleh anaknya. Keluarga merupakan lembaga pendidikan tertua, bersifat
informal, yang pertama dan utama dialami oleh anak serta lembaga pendidikan
yang bersifat kodrati. Orang tua bertanggung jawab memelihara, merawat,
melindungi, dan mendidik anak agar tumbuh dan berkembang dengan baik. Sebuah
minat yang muncul dari keterpaksaan tentu akan menghasilkan pekerjaan yang
kurang maksimal. Ada banyak alasan yang dapat mempengaruhi minat mahasiswa
menjadi guru karena profesi guru merupakan bukan pilihan utama bagi mahasiswa
karena menjadi guru merupakan pilihan atau keinginan orang tua, kompetensi yang
dibutuhkan untuk menjadi guru tidak sesuai dengan kemampuan diri mahasiswa, tidak
diterima di jurusan atau universitas yang diminati, profesi guru kurang
memiliki prospek yang cerah, tidak suka terikat kedinasan, keterbatasan
informasi ketika memilih Program Studi Pendidikan Ekonomi, profesi guru
memiliki tanggung jawab dan kompetensi yang berat, dan sebagainya.
Sebagai salah satu LPTK yang ada di
Indonesia, Universitas Kanjuruhan Malang (UNIKAMA) mempunyai tugas
mempersiapkan calon-calon guru yang profesional. Melalui berbagai program studi
kependidikan baik teori maupun praktik yang ada diharapkan mampu mencetak
calon-calon tenaga pendidik yang profesional sehingga mampu meningkatkan kualitas
pendidikan di Indonesia. Tentu saja Universitas Kanjuruhan Malang (UNIKAMA) membekali
mahasiswa dengan berbagai mata kuliah yang berkompeten dibidang pendidikan baik
teori maupun praktik. Landasan Pendidikan, Strategi Pembelajaran, Perkembangan
Peserta Didik, Bimbingan Konseling, Belajar dan Pembelajaran, dan Profesi
Keguruan merupakan mata kuliah teori yang bersifat wajib tempuh. Selain itu, micro
teaching (Pengajaran Mikro) dan PPL (Praktik Pengalaman Lapangan) merupakan
mata kuliah praktik yang bersifat wajib lulus.
Micro teaching (pengajaran mikro) merupakan suatu kegiatan mengajar yang dilakukan
dengan cara menyederhanakan semua komponen yang ada. Seperti jumlah murid (5-10
orang) yang hanya lingkungan teman-temannya sendiri, waktu mengajar hanya 20-30
menit, bahan pelajaran cukup satu atau dua unit kecil yang hanya difokuskan
pada keterampilan mengajar tertentu dibawah bimbingan dosen pembimbing.
Permasalahan utama yang sering muncul pada micro teaching ini yaitu
seperti kurangnya keterampilan bicara di ruang kelas sehingga menjadikan
kendala dalam penyampaian materi pembelajaran, kurangnya percaya diri, kurang
tahu bagaimana mengelola kelas dengan baik, kurang kreativitas dalam
menggunakan media sehingga terkesan monoton, kurang dapat memotivasi dan
memberi penguatan kepada siswa dan sebagainya. Akan tetapi dengan memperkecil
jumlah murid, menyingkat waktu dan mempersempit sasaran pembelajaran dalam micro
teaching, maka perhatian dapat sepenuhnya dilakukan oleh dosen pembimbing
untuk pembinaan dan penyempurnaan keterampilan mengajar. Sehingga untuk
perbaikan dan kesempurnaannya, maka penampilan dapat diulang sehingga dapat
berhasil dengan sebaik-baiknya.
Setelah berhasil dalam micro teaching,
kemudian dilanjutkan dengan PPL (Praktik Pengalaman Lapangan). Dimana dalam
pelaksanaan PPL (Praktik Pengalaman
Lapangan) mahasiswa benar-benar dihadapkan dalam kelas yang sebenarnya.
Mahasiswa dituntut untuk dapat mempraktikan semua pengalaman praktik mengajar
selama micro teaching yang hanya diikuti oleh teman-temanya sendiri. Disini
mahasiswa benar-benar dapat merasakan bagaimana menjadi guru sesungguhnya yang
dituntut memiliki kompetensi yang sangat kompleks tidak hanya mampu dalam
menyampaikan materi saja, tetapi juga harus mampu memberikan contoh yang baik
kepada peserta didik. Kompetensi merupakan seperangkat pengetahuan,
keterampilan dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati dan dikuasai oleh guru
demi melaksanakan tugas keprofesionalannya. Dalam Undang-Undang Dosen dan guru
(UUDG) dan PP No. 19/2005 dinyatakan bahwa ruang lingkup kompetensi guru
meliputi 4 hal, yaitu: 1) kompetensi kepribadian, 2) kompetensi pedagogik, 3)
kompetensi profesional dan, 4) kompetensi sosial.
Kompetensi
kepribadian merupakan kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian yang
stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, mampu menjadi teladan bagi peserta didik
dan berakhlak mulia. Dengan berinteraksi langsung khususnya dengan para siswa
tentu saja akan menjadi suatu pembelajaran yang sangat bermanfaat bagi para
praktikan terkait dengan kompetensi kepribadian, dimana para praktikan harus
mampu menghadapi berbagai karakter siswa dengan tetap selalu menjaga etika
dalam bertindak sebagai pendidik. Dikarenakan usia yang tidak terpaut jauh
dengan para siswa tentu saja menjadi tantangan bagi para praktikan untuk dapat
membentuk citra yang lebih dewasa dan berwibawa di mata peserta didik.
Dengan keterbiasaan
berinteraksi dan berkomunikasi secara baik dengan para siswa dan lingkungan
sekolah, diharapkan dapat terbentuk suatu kedekatan intrapersonal sehingga
berakhir dengan adanya penerimaan status sosial. Status masih dianggap sebagai
suatu tolak ukur tingkat keberadaan dan keberhasilan seseorang. Dengan memiliki
status seseorang dapat diterima dikehidupan sosial. Begitu pula dengan anggapan
bahwa guru adalah status yang sangat mulia dan guru yang berkonotasi digugu
dan ditiru memberikan tempat tersendiri bagi para mahasiswa peserta PPL (Praktik
Pengalaman Lapangan).
Untuk itu,
diharapkan setelah terjun langsung kelapangan, mahasiswa mendapatkan pengalaman
mengenai cara mengajar yang profesional, pelaksanaan program yang direncanakan,
dan cara berinteraksi yang baik dengan lingkungan sekolah. Sehingga secara
psikologis, kegiatan PPL (Praktik Pengalaman Lapangan) ini sangat berpengaruh
positif terhadap pembentukan sikap, kepribadian, moral dan karakter maupun
etika profesi pendidik dan tenaga kependidikan serta berpotensi mempengaruhi
minat untuk menjadi guru pada diri mahasiswa. Tercermin dari perubahan sikap
dan perilaku mahasiswa setelah mengikuti Pengajaran Mikro (Micro Teaching)
maupun PPL (Praktik Pengalaman Lapangan), mereka lebih mampu menjaga etika,
perilaku serta mengubah penampilan yang lebih sesuai dengan jiwa seorang
pendidik.
Faktor bakat dan
intelegensi secara tidak langsung sangat berperan dalam penentuan langkah
seseorang. Bakat dan intelegensi dimiliki seseorang sejak dilahirkan, sehingga
penentuan langkah, minat terhadap suatu obyek akan sangat berbeda-beda. Terkait
dengan hal tersebut di atas penentuan minat seseorang mahasiswa untuk menjadi
guru juga dipengaruhi oleh bakat dan intelegensi masing-masing.
Dalam pendidikan
formal penguasaan ilmu pengetahuan tercermin dalam prestasi belajar. Prestasi
belajar mahasiswa dapat dilihat dari Indeks Prestasi Belajar (IPK). Dengan
berprestasi mahasiswa secara teoritis akan lebih memiliki pengetahuan tentang
apa dan bagaimana profesi guru dalam kenyataan sebenarnya. Proses belajar merupakan
aktivitas yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam diri mahasiswa.
Perubahan-perubahan ini berupa didapatnya pengetahuan-pengetahuan dan
kecakapan-kecakapan baru. Perubahan kearah yang lebih baik terjadi karena usaha
secara sadar dan bukan karena proses pematangan. Dengan ini diharapkan
penguasaan ilmu pengetahuan dan materi kuliah, mahasiswa menjadi lebih terampil
dan profesional, selanjutnya akan menumbuhkembangkan minat untuk menjadi guru.
Seiring dengan
perkembangan waktu mahasiswa sebagai pribadi akan mengalami masa-masa transisi,
baik dari segi intelegensi, cita-cita maupun motivasi. Transisi atau
perubahan-perubahan tersebut secara tidak langsung akan mempengaruhi disegala
aspek kehidupannya termasuk dalam hal ini minat untuk menjadi guru. Berdasarkan
pengalaman pribadi keseharian dan di kehidupan akademis, pengaruh faktor dari
dalam dan dari luar yang berimplikasikan pada perubahan tingkat prestasi
belajar seseorang selalu tidak berbanding lurus dengan perubahan cara pandang,
minat dan atau didukung Pengalaman PPL yang memadai kurang berminat untuk
menjadi seorang guru, begitu pula sebaliknya ada mahasiswa yang Prestasi
Belajar cukup, pengaruh dari profesi orang tua, serta didukung Pengalaman PPL yang
memadai minat untuk menjadi seorang guru.
Berdasarkan latar
belakang tersebut, maka peneliti tertarik ingin mengetahui sejauh mana
pengalaman PPL, prestasi belajar, serta lingkungan keluarga berpengaruh
terhadap minat untuk menjadi guru mahasiswa FKIP Ekonomi Universitas Kanjuruhan
Malang angkatan 2010. Sehingga peneliti mengambil
judul “Pengaruh Pengalaman PPL, Prestasi Belajar dan Lingkungan Keluarga
Terhadap Minat Menjadi Guru Pada Mahasiswa FKIP Ekonomi Universitas Kanjuruhan
Malang Angkatan 2010”.
1.2
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang diatas, maka penulis dapat merumuskan masalahnya sebagai
Berikut:
1. Adakah pengaruh yang signifikan antara pengalaman PPL terhadap
minat menjadi guru pada mahasiswa FKIP Ekonomi Universitas Kanjuruhan Malang
Angkatan 2010?
2. Adakah pengaruh yang signifikan antara prestasi
belajar terhadap minat menjadi guru pada mahasiswa FKIP Ekonomi Universitas
Kanjuruhan Malang Angkatan 2010?
3. Adakah pengaruh yang signifikan antara lingkungan
keluarga terhadap minat menjadi guru pada mahasiswa FKIP Ekonomi Universitas Kanjuruhan
Malang Angkatan 2010?
4. Adakah pengaruh yang signifikan antara pengalaman PPL, prestasi
belajar dan lingkungan keluarga terhadap minat menjadi guru pada mahasiswa FKIP
Ekonomi Universitas Kanjuruhan Malang Angkatan 2010?
1.3
Tujuan
Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini
sebagai berikut:
1. Adanya pengaruh yang signifikan antara pengalaman PPL terhadap minat menjadi guru pada mahasiswa FKIP Ekonomi Universitas Kanjuruhan Malang
Angkatan 2010.
2. Adanya pengaruh yang signifikan antara prestasi belajar
terhadap minat menjadi guru pada mahasiswa FKIP Ekonomi Universitas Kanjuruhan Malang Angkatan
2010.
3. Adanya pengaruh yang
signifikan antara lingkungan keluarga terhadap minat menjadi
guru pada mahasiswa FKIP
Ekonomi Universitas Kanjuruhan Malang Angkatan 2010.
4. Adanya pengaruh yang signifikan antara pengalaman PPL, prestasi belajar dan lingkungan keluarga terhadap
minat menjadi guru pada mahasiswa FKIP
Ekonomi Universitas Kanjuruhan Malang Angkatan 2010.
1.4
Kegunaan
Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat
memberikan manfaat baik ditinjau secara teoritis maupun secara praktis.
1.
Manfaat secara Teoritis
a. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan
acuan dan bahan pertimbangan bagi penelitian berikutnya.
b. Bagi peneliti bermanfaat dalam menambah
pengetahuan dan wawasan terutama menyangkut hal-hal yang berkaitan dengan masalah-masalah
minat menjadi guru.
2. Manfaat secara Praktis
a.
Memberikan informasi tentang gambaran minat menjadi guru bagi mahasiswa prodi
pendidikan ekonomi dan pengaruhnya terhadap prestasi belajar.
b.
Sebagai bahan pertimbangan bagi lembaga agar dalam penjurusan mahasiswa dalam
memilih program studi, hendaknya disesuaikan dengan minat mahasiswa.
c.
Sebagai bahan pendorong bagi mahasiswa prodi pendidikan ekonomi khususnya, agar
lebih meningkatkan minatnya untuk menjadi guru.
1.4 Asumsi penelitian
“Asumsi atau anggapan dasar
adalah sebuah titik tolak pemikiran yang kebenarannya diterima oleh penyelidik”
Arikunto (2002:58). Asumsi diajukan untuk mendukung hipotesis penelitian. Ada
beberapa asumsi yang dipandang peneliti penting untuk dikemukakan yaitu:
1. Kegiatan
PPL (Praktik Pengalaman Lapangan) sangat berpengaruh positif terhadap
pembentukan sikap, kepribadian, moral dan karakter maupun etika profesi
pendidik dan tenaga kependidikan serta berpotensi mempengaruhi minat untuk
menjadi guru pada diri mahasiswa.
2. Hubungan
antara anak dengan lingkungan keluarga (orang tua) cukup erat
3. Anak
tahu keadaan orang tuanya (pendidikan, pekerjaan, cita-cita terhadap dirinya,
dan sebagainya).
4. Mahasiswa
sudah memahami jenis-jenis profesi yang ada, baik dalam wilayah yang sempit
maupun wilayah yang luas.
5. Penguasaan
ilmu pengetahuan dan materi kuliah yang baik dapat menumbuh kembangkan minat
menjadi guru.
6. Indeks Prestasi Kumulatif (IPK)
merupakan tolok ukur prestasi belajar.
7. Jawaban siswa dianggap jujur
dan benar tanpa adanya tekanan dari pihak lain.
1.5
Ruang
Lingkup dan Keterbatasan Penelitian
Ruang lingkup
sekaligus obyek penelitian ini adalah mahasiswa
Pendidikan Ekonomi angkatan 2010 Universitas Kanjuruhan Malang. Mengingat
begitu kompleksnya permasalahan yang dapat mempengaruhi minat menjadi guru,
maka peneliti perlu membuat batasan masalah agar hasil penelitian dan
pembatasan dapat lebih terfokus dan mendalam pada permasalahan yang diangkat.
Berkenaan dengan hal tersebut penelitian ini akan meneliti permasalahan untuk
mengetahui Pengaruh Pengalaman PPL, Prestasi Belajar, dan Lingkungan Keluarga
terhadap Minat Menjadi Guru pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi
Angkatan 2010 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kanjuruhan
Malang. Agar pembahasan dalam penulisan ini bisa jelas dan terarah maka penulis
memberi batas terhadap permasalahan yang akan penulis teliti, yaitu:
1. Responden dalam penelitian ini Mahasiswa Program Studi
Pendidikan Ekonomi Angkatan 2010 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Kanjuruhan Malang kelas reguler.
2. Penelitian
ini hanya membahas tiga faktor yang mempengaruhi Minat Menjadi Guru yaitu Pengalaman
PPL, Lingkungan Keluarga, dan Prestasi Belajar, sehingga tidak menjelaskan
faktor-faktor lain yang mempengaruhi Minat Menjadi Guru secara menyeluruh.
3. Prestasi belajar atau Hasil belajar merupakan
tolok ukur yang utama untuk mengetahui keberhasilan belajar siswa. Siswa yang
hasil belajarnya tinggi dapat dikatakan bahwa ia telah berhasil dalam belajar.
Sehingga dalam penelitian ini peneliti
melihat IPK dari responden dalam mengukur tingkat ketercapaian belajar
mahasiswa.
4. Guru
merupakan suatu profesi yang artinya suatu jabatan atau pekerjaan yang
memerlukan keahlian khusus sebagai guru. Guru yang dimaksud dalam penelitian
ini adalah guru bidang studi IPS Ekonomi.
1.6 Definisi Operasional Variabel
Untuk menghindari
timbulnya pengertian ganda terhadap istilah yang dipakai, dijelaskan beberapa
istilah sebagai berikut:
1. Pengaruh
Pengaruh
adalah daya yang ada atau yang timbul dari sesuatu (orang/benda) yang ikut
membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang.
2. Pengalaman
PPL
Pengalaman
lapangan merupakan salah satu kegiatan intrakurikuler yang dilaksanakan oleh
mahasiswa yang mencakup latihan mengajar maupun tugas-tugas kependidikan di
luar mengajar secara terbimbing dan terpadu untuk memenuhi persayaratan
pembentukan profesi kependidikan.
3. Lingkungan
Keluarga
Lingkungan
keluarga adalah kelompok sosial kecil yang terdiri atas ayah, ibu, dan anak
yang mempunyai hubungan sosial relatif tetap karena adanya ikatan darah,
perkawinan dan atau adopsi dengan semua kondisi yang ada di dalam ruang yang
ditempati.
4. Prestasi
Belajar
Prestasi belajar adalah hal yang dicapai atau dilakukan. Prestasi
belajar sering disebut dengan istilah hasil belajar.
Hasil belajar merupakan tolok
ukur yang utama untuk mengetahui keberhasilan belajar siswa. Siswa yang hasil
belajarnya tinggi dapat dikatakan bahwa ia telah berhasil dalam belajar. Hasil
belajar adalah tingkat pengetahuan sejauh mana siswa terhadap materi yang
diterima. Dan untuk mengetahuinya diadakan
penilaian terhadap keseluruhan proses belajar mengajar. Prestasi belajar
ditunjukkan dengan skor atau angka yang menunjukkan nilai dari sejumlah mata
pelajaran yang menggambarkan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh oleh siswa, serta untuk
memperoleh nilai digunakan tes terhadap mata pelajaran tersebut. Hasil tes
inilah yang menunjukkan tentang keadaan tinggi rendahnya prestasi yang dicapai
oleh siswa.
5. Minat
Menjadi Guru
Minat
Menjadi Guru adalah ketertarikan seseorang terhadap profesi guru yang
ditunjukkan dengan adanya pemusatan pikiran, perasaan senang dan perhatian yang
lebih terhadap profesi guru.
Elemen Minat Menjadi Guru bisa dimulai dari pengetahuan dan informasi mengenai
profesi guru, perasaan senang dan ketertarikan terhadap profesi guru, perhatian
yang lebih besar terhadap profesi guru serta kemauan dan hasrat untuk menjadi
guru.
6. Mahasiswa
Prodi Pendidikan Ekonomi
Mahasiswa Program Studi Pendidikan
Ekonomi merupakan orang-orang yang terdaftar pada sebuah kampus atau
universitas untuk mengikuti bidang studi tertentu dalam pelajaran. Program
Studi Pendidikan Ekonomi merupakan salah satu bidang yang ditekuni oleh para responden
dalam penelitian ini.
Angkatan adalah sekelompok pelajar atau
mahasiswa yang masuk pada tahun yang sama. Tahun 2010 tahun masuknya kelompok
mahasiswa yang dijadikan responden dalam penelitian ini. Maka dari itu yang
dimaksud dengan “Mahasiswa Program Studi Pendidikan
Ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kanjuruhan Malang
Angkatan Tahun 2010” adalah orang-orang yang terdaftar pada Jurusan Pendidikan
Ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kanjuruhan Malang
Angkatan Tahun 2010 untuk mengikuti bidang pendidikan ekonomi.
BAB
II
KAJIAN
PUSTAKA
2.1 Pengertian PPL
(Praktik Pengalaman Lapangan)
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:892)
praktik adalah pelaksanaan secara nyata apa yang disebut dalam teori. Sedangkan
menurut Komaruddin (2006:200) “Praktik merupakan cara melaksanakan dalam
keadaan nyata apa yang dikemukakan dalam teori”. Dari definisi tersebut dapat
kita lihat bahwa praktik merupakan suatu pelaksanaan dari teori dalam keadaan
nyata.
Praktik
Pengalaman Lapangan (PPL) dilaksanakan oleh mahasiswa yang mencakup, baik
latihan mengajar maupun tugas-tugas kependidikan di luar mengajar secara
terbimbing dan terpadu untuk memenuhi persyaratan pembentukan profesi
kependidikan.
Pengalaman
lapangan merupakan salah satu kegiatan intrakurikuler yang dilaksanakan oleh
mahasiswa yang mencakup latihan mengajar maupun tugas-tugas kependidikan di luar
mengajar secara terbimbing dan terpadu untuk memenuhi persayaratan pembentukan
profesi kependidikan. Pengalaman lapangan beroreintasi pada:
a. Berorientasi pada kompetisi
b. Terarah pada pembentukan kemampuan-kemampuan
profesional siswa calon guru atau tenaga kependidikan lainnya.
c. Dilaksanakan, dikelola dan ditata secara
terbimbing dan terpadu
(Oemar Hamalik 2009:171).
PPL adalah serangkaian kegiatan yang
diprogramkan bagi mahasiswa LPTK, yang meliputi baik latihan mengajar maupun
latihan di luar mengajar. Kegiatan ini merupakan ajang untuk membentuk dan
membina kompetensi-kompetensi profesional yang disyaratkan oleh pekerjaan guru
atau lembaga kependidikan lainnya. Sasaran yang ingin dicapai adalah
kepribadian calon pendidik yang memiliki seperangkat pengetahuan, keterampilan,
nilai dan sikap, serta pola tingkah laku yang diperlukan bagi profesinya serta
cakap dan tepat menggunakannya di dalam menyelenggarakan pendidikan dan
pengajaran, baik di sekolah maupun di luar sekolah (Oemar Hamalik, 2009:
171-172).
Undang-Undang No.14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, pada Bab IV
pasal 10 dan dalam Peraturan Pemerintah No.19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan, pada Bab VI pasal 3 telah menegaskan tentang kompetensi
pendidik dan tenaga kependidikan. Kompetensi tersebut meliputi: (1) kompetensi
pedagogik. (2) kompetensi kepribadian, (3) kompetensi profesional, dan (4)
kompetensi sosial. Oleh karena itu, para guru harus mendapatkan bekal yang
memadai agar dapat menguasai sejumlah kompetensi yang diharapkan tersebut, baik
melalui preservice training maupun inservice training. Salah satu
bentuk presrvice training calon guru tersebut adalah melalui pembentukan
kemampuan dasar mengajar (teaching skill) baik secara teoritis maupun
praktis. Secara praktis, bekal kemampuan mengajar dapat dilatihkan melalui
kegiatan micro teaching atau pengajaran mikro.
Mata kuliah PPL mempunyai sasaran masyarakat
sekolah, baik dalam kegiatan yang berkaitan dengan pembelajaran maupun kegiatan
yang mendukung pembelajaran. PPL diharapkan dapat memberikan pengalaman belajar
bagi mahasiswa, terutama dalam pengalaman mengajar, memperluas wawasan, melatih
dan mengembangkan kompetisi yang diperlukan dalam bidangnya, meningkatkan
keterampilan, kemandirian, tanggung jawab, dan kemampuan dalam memecahkan
masalah.
Di Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan
(LPTK), kegiatan PPL (Praktik Pengalaman Lapangan) merupakan mata kuliah yang
wajib ditempuh oleh mahasiswa calon guru. Mata kuliah PPL, terbagi menjadi dua
yaitu mata kuliah pengajaran mikro yang disebut dengan micro teaching dan
PPL (Praktik Pengalaman Lapangan).
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa
Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) adalah serangkaian kegiatan yang diprogramkan
bagi mahasiswa LPTK, yang meliputi baik latihan mengajar di dalam kelas (yang
bersifat akademik) maupun latihan mengajar di luar kelas (yang bersifat non
akademik). Kegiatan ini merupakan ajang untuk membentuk dan membina
kompetensi-kompetensi profesional yang diisyaratkan oleh pekerja guru atau
tenaga kependidikan yang lain. Persepsi mahasiwa terhadap PPL adalah dengan PPL
dapat memberikan pengalaman bagi mereka baik dalam bidang pembelajaran dan
manajerial di sekolah maupun lembaga dalam rangka melatih dan mengembangkan
kompetensi menjadi guru salah satunya dibentuk melalui program PPL.
2.2 Lingkungan Keluarga
Lingkungan selalu mengitari manusia dari
waktu dilahirkan sampai meninggalnya, sehingga antara lingkungan dan manusia
terdapat hubungan timbal balik dalam artian lingkungan mempengaruhi manusia dan
manusia mempengaruhi lingkungan. Menurut Sartain dalam Dalyono (2005: 132)
bahwa yang dimaksud dengan lingkungan (environment) ialah meliputi semua
kondisi-kondisi dalam dunia yang dalam cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah
laku kita, pertumbuhan, perkembangan atau life process kita kecuali
gen-gen, dan bahkan gen-gen dapat pula dipandang sebagai menyiapkan lingkungan
bagi gen yang lain.
Sartain membagi lingkungan menjadi 3 bagian (Dalyono, 2005: 133):
1) Lingkungan alam atau luar, ialah segala
sesuatu yang ada dalam dunia ini yang bukan manusia, seperti rumah, tumbuhan, air,
iklim, hewan, dan sebagainya.
2) Lingkungan dalam, yaitu segala sesuatu
yang termasuk lingkungan di luar alam.
3) Lingkungan sosial atau masyarakat, adalah
semua orang atau manusia lain yang mempengaruhi kita.
Ki Hajar Dewantara dalam Dwi Siswoyo, dkk
(2008: 139) membedakan lingkungan pendidikan berdasar pada kelembagaannya, yaitu:
1) Lingkungan keluarga
2) Lingkungan
perguruan/sekolah, dan
3) Lingkungan
pergerakan/organisasi pemuda. Lingkungan tersebut dikenal dengan istilah Tri
Pusat Pendidikan.
Disebutkan bahwa keluarga merupakan pusat
pendidikan yang pertama dan utama. Karena dalam keluarga itulah kepribadian
anak terbentuk. Keluarga mempunyai pengaruh yang besar terhadap perkembangan
kepribadian anak. Pengaruh semakin berkurang jika anak semakin dewasa. Keluarga
inilah yang dikenal oleh anak sebagai kesatuan hidup bersama yang dikenal oleh
anak.
Pengertian lingkungan keluarga berasal dari
kata lingkungan dan keluarga. Secara psikologis, lingkungan mencakup segenap
stimulus yang diterima oleh individu mulai sejak dalam konsesi, kelahiran sampai
matinya. Stimulasi itu dapat berupa sifat, interaksi, selera, keinginan,
perasaan, tujuan-tujuan, minat, kebutuhan, kemauan, emosi, dan kapasitas
intelektual (Dalyono, 2005:129). Hasbullah (2005:38) berpendapat bahwa
lingkungan keluarga merupakan lingkungan pendidikan bagi anak yang pertama
karena di dalam keluarga inilah anak pertama kalinya mendapatkan pendidikan dan
bimbingan. Menurut Abu Ahmadi (2007: 108) “keluarga adalah wadah yang sangat
penting di antara individu dan group, dan merupakan kelompok sosial yang
pertama dimana anak-anak menjadi anggotanya”.
Menurut Abu Ahmadi (2007: 167) dapat
dirumuskan pengertian keluarga berdasarkan beberapa definisi, yaitu:
1) Keluarga merupakan kelompok sosial kecil
yang umumnya terdiri atas ayah, ibu, dan anak.
2) Hubungan antar anggota keluarga dijiwai
oleh suasana afeksi dan rasa tanggung jawab.
3) Hubungan sosial di antara anggota
keluarga relatif tetap dan didasarkan atas ikatan darah, perkawinan dan atau adopsi.
4) Fungsi keluarga ialah memelihara,
merawat, dan melindungi anak dalam rangka sosialisasinya agar mereka mampu
mengendalikan diri dan berjiwa sosial.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas,
dapat disimpulkan bahwa lingkungan keluarga adalah kelompok sosial kecil yang
terdiri atas ayah, ibu, dan anak yang mempunyai hubungan sosial relatif tetap karena
adanya ikatan darah, perkawinan dan atau adopsi dengan semua kondisi yang ada
di dalam ruang yang ditempati.
2.3 Prestasi Belajar
a. Pengertian Prestasi Belajar
Kata prestasi berasal dari bahasa belanda
“prestatie” yang berarti hasil usaha. “prestasi adalah kemampuan, keterampilan,
dan sikap seseorang dalam menyelesaikan suatu hal” (zainal Arifin,2000: 3).
Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia “Prestasi adalah suatu hasil
yang telah dicapai, dilakukan atau dikerjakan” (2005: 895). Dari
pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa prestasi adalah hasil yang
dicapai seseorang dalam kemampuan, keterampilan, dan sikap dalam menyelesaikan
sesuatu.
Belajar merupakan suatu proses perubahan
yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata
dalam seluruh aspek tingkah laku. Pengertian belajar banyak dikemukakan oleh
para ahli psikologi pendidikan.
Menurut Slameto (2010:2) “Belajar adalah
suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri
dalam interaksi dengan lingkungannya”. Sedangkan menurut Witherington dalam
buku “Educational Psyichologi”, yang dikutip oleh Ngalim Purwanto (2006:
84) mengemukakan “Belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang
menyatakan diri sebagai suatu pola baru daripada reaksi yang berupa kecakapan,
sikap, kebiasaan, kepandaiaan, atau suatu pengertian”. Dan menurut Mustaqim
(2001:34) mengatakan “Belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif tetap
yang terjadi karena latihan dan pengalaman”. Menurut Dalyono (2007: 49) belajar
adalah suatu usaha atau kegiatan yang bertujuan mengadakan perubahan di dalam
diri seseorang, mencakup perubahan tingkah laku, sikap, kebiasaan, ilmu
pengetahuan, ketrampilan, dan sebagainya.
b. Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Prestasi Belajar
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
belajar. Nana Syaodih Sukmadinata (2004: 162-163) menggolongkan faktor-faktor
tersebut menjadi 2 golongan yaitu:
1) Faktor yang berasal dari dalam diri
individu, yang terdiri dari aspek jasmaniah/kondisi fisik, psikomotor serta
kondisi afektif dan kognitif dari individu.
2) Faktor yang berasal dari luar individu
atau lingkungannya, yang terdiri dari lingkungan keluarga, sekolah dan
masyarakat.
Menurut Slameto (2010: 54-55) ada 2 faktor
yang berhubungan dengan prestasi belajar, yaitu:
1)
Faktor Intern
Faktor intern meliputi tiga faktor yaitu,
jasmani, psikologis dan kelelahan.
a) Faktor jasmani, antara lain kesehatan dan
cacat tubuh.
b) Faktor psikologis, antara lain
intelegensi, perhatian, minat, bakat, motivasi, kematangan, dan kesiapan.
c) Faktor kelelahan, antara lain berupa
kelelahan jasmani dan rohani. Kelelahan ini dan diatasi dengan istirahat,
tidur, mengatur jam belajar dan sebagainya.
2) Faktor Ekstern
Faktor ekstern meliputi faktor yaitu keluarga, sekolah dan
masyarakat.
a) Keluarga, berupa sikap orang tua yang
mendukung anak untuk lebih giat belajar, puji-pujian yang diberikan orang tua
dan sebagainya.
b) Sekolah mencakup metode mengajar,
kurikulum, lingkungan sekolah, relasi guru dan siswa, disiplin sekolah dan
sebagainya.
c) Masyarakat, hal ini terjadi karena
keberadaan siswa dalam masyarakat, teman bergaul dan bentuk kehidupan
masyarakat.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan
bahwa faktor-faktor yang berkaitan dengan prestasi belajar secara umum adalah
faktor internal dan faktor eksternal yang terdapat dalam diri seseorang.
Sehingga prestasi belajar yang dicapai juga merupakan hasil interaksi dari
faktor internal dan faktor eksternal yang berhubungan dengan prestasi belajar. Anggapan
bahwa faktor internal dan faktor eksternal tersebut berhubungan kuat dengan
prestasi belajar. Dengan prestasi belajar yang dimiliki tersebut akan mendorong
mahasiswa untuk mempunyai keinginan menjadi guru.
c.
Mengukur Prestasi Belajar
Untuk mengukur tinggi rendahnya prestasi
belajar yang dicapai maka diadakan evaluasi dengan alat tes. Hasil dari
evaluasi tersebut kemudian diolah dengan ketentuan yang berlaku dan ditunjukan
dengan nilai. Nilai merupakan perumusan terakhir yang diberikan dalam hal ini
dari dosen kepada mahasiswa yang dinamakan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK).
Diharapkan dengan menguasai materi kuliah mahasiswa mampu menghasilkan prestasi
yang bagus ini akan mempengaruhi minat menjadi guru.
2.4 Minat Menjadi Guru
Menurut Slameto (2010: 180), “minat adalah
rasa suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang
menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri
sendiri dengan sesuatu di luar diri”. Wina Sanjaya (2005:7), mengemukakan
“minat (interest) yaitu kecenderungan seseorang untuk melakukan suatu
tindakan atau perbuatan. Misalnya minat untuk mempelajari dan memperdalam
materi pelajaran”. Sedangkan menurut Crow and Crow (1989) yang dikutip dari
Djaali (2007: 121), “minat berhubungan dengan gaya gerak yang mendorong
seseorang untuk menghadapi atau berurusan dengan orang, benda, kegiatan, pengalaman
yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri”.
Berdasarkan teori minat yang diuraikan di
atas dapat dijabarkan bahwa timbulnya minat seseorang atau individu terhadap
suatu objek ditandai dengan timbulnya keinginan untuk terlibat secara langsung serta
merasa tertarik atau senang terhadap suatu objek. Jadi, minat dapat
diekspresikan melalui pernyataan yang menunjukkan bahwa seseorang lebih
menyukai suatu hal daripada hal yang lainnya, dapat pula dimanifestasikan
melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Minat tidak dibawa sejak lahir,
melainkan diperoleh kemudian (Djaali, 2007:121).
Menurut Undang-undang No. 14 Tahun 2005
tentang Guru dan Dosen Pasal 1 (2005: 2):
“Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi
peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,
pendidikan dasar, dan pendidikan menengah”.
Sedangkan
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003: 330), Guru diartikan sebagai “Orang
yang pekerjaannya (mata pencahariannya, profesinya) mengajar”. Minat Menjadi
Guru adalah pemusatan pikiran, perasaan, kemauan atau perhatian seseorang
terhadap profesi guru. Demikian pula Minat Menjadi Guru dapat timbul
berdasarkan respon positif diri, pengalaman dan keberadaan profesi guru
dipandang dari sudut pribadi individu. Berdasarkan respons positif, rasa senang
terhadap suatu objek yang dalam hal ini profesi guru dapat timbul dan
dipengaruhi beberapa faktor. Faktor dari dalam yang dimaksud adalah berupa dorongan
dari dalam individu yang berhubungan erat dengan dugaan dorongan fisik yang
dapat merangsang untuk mempertahankan diri seperti rasa lapar, rasa sakit dan
yang berkaitan dengan kebutuhan fisik.
Atas
dasar pengertian di atas, maka Minat Menjadi Guru adalah ketertarikan seseorang
terhadap profesi guru yang ditunjukkan dengan adanya pemusatan pikiran,
perasaan senang dan perhatian yang lebih terhadap
profesi guru. Elemen Minat Menjadi Guru bisa dimulai dari pengetahuan dan
informasi mengenai profesi guru, perasaan senang dan ketertarikan terhadap
profesi guru, perhatian yang lebih besar terhadap profesi guru serta kemauan
dan hasrat untuk menjadi guru.
2.2 Kajian Terhadap Penelitian Terdahulu
Penelitian pada permasalahan ini pernah
dilakukan oleh beberapa peneliti diantaranya adalah yang dilakukan oleh Woro Widayanti (2006) dengan judul “Pengaruh Minat Menjadi Guru Terhadap Prestasi
Belajar Mata Kuliah Akuntansi Pada Mahasiswa Prodi Pendidikan Akuntansi Jurusan
Ekonomi Universitas Negeri Semarang”. Ery Setyani Putri (2012) “Pengaruh Lingkungan
Keluarga, Prestasi Belajar, dan Persepsi Mahasiswa tentang Undang-undang Guru
dan Dosen terhadap Minat Menjadi Guru pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan
Akuntansi Angkatan 2008 dan 2009 Fakultas Ekonomi Universitas Negeri
Yogyakarta”. Andareas Pardomuan S (2012) “Pengaruh Pelaksanaan Program
Pengalaman Lapangan Terhadap Minat Untuk Berprofesi Guru Pada Mahasiswa Prodi
Pendidikan Teknik Arsitektur FPTK-UPI”.
Perbedaan
penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah subjek dan variabel bebas. Penelitian
sebelumya menggunakan dua variabel bebas dan satu veriabel terikat. Selain itu
dalam penelitian sebelumnya menggunakan variabel minat menjadi guru sebagai
variabel bebasnya, sedangkan dalam penelitian ini menggunakan variabel minat
menjadi guru sebagai variabel terikatnya. Peneliti mengubah variabel minat
menjadi guru sebagai variabel bebas menjadi variabel terikat dalam penelitian
ini, dengan landasan bahwa: Menurut
Crow&Crow dalam Abror (1993: 158) Minat Menjadi Guru dapat timbul
berdasarkan respon positif diri, pengalaman dan keberadaan profesi guru
dipandang dari sudut pribadi individu. Berdasarkan respons positif, rasa senang
terhadap suatu objek yang dalam hal ini profesi guru dapat timbul dan
dipengaruhi beberapa faktor. Faktor dari dalam yang dimaksud adalah berupa
dorongan dari dalam individu yang berhubungan erat dengan dugaan dorongan fisik
yang dapat merangsang untuk mempertahankan diri seperti rasa lapar, rasa sakit
dan yang berkaitan dengan kebutuhan fisik, serta pengalaman yang diperoleh. Faktor
dari luar diri mahasiswa seperti adanya pengaruh dari lingkungan keluarga.
Subjek yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Pendidikan Ekonomi Universitas
Kanjuruhan Malang Angkatan 2010, sedangkan dalam penelitian sebelumnya,
peneliti melakukan penelitian pada Universitas Negeri Yogyakarta dan
Universitas Negeri Semarang. Secara lebih ringkas kajian terhadap penelitian
terdahulu dapat dilihat pada table dibawah ini:
Table
2.1 Kajian Terhadap Penelitian Terdahulu
No
|
Nama
dan judul penelitian
|
Variabel
penelitian
|
Jenis
penelitian
|
Hasil
penelitian
|
1
|
Woro
Widayanti (2006) dengan judul “Pengaruh
Minat Menjadi Guru Terhadap Prestasi Belajar Mata Kuliah Akuntansi Pada
Mahasiswa Prodi Pendidikan Akuntansi Jurusan Ekonomi Universitas Negeri
Semarang”.
|
1. Minat Menjadi Guru (X)
2.
Prestasi Belajar Mata Kuliah Akuntansi (Y)
|
Deskreptif
korelasional
|
1. Minat menjadi guru pada mahasiswa Program
Studi Pendidikan Akuntansi Jurusan Ekonomi UNNES Angkatan tahun 2001/2002
dalam kategori tinggi dengan jumlah skor sebesar 9518 atau 79,24 %.
2. Prestasi belajar mata kuliah akuntansi
pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Jurusan Ekonomi UNNES
Angkatan tahun 2001/2002 sudah baik yaitu dengan rata-rata sebesar 77,8.
3. Variabel minat menjadi guru mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap prestasi belajar mata kuliah akuntansi pada
mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Jurusan Ekonomi UNNES Angkatan
tahun 2001/2002.
4. Pengaruh variabel minat menjadi guru
mahasiswa Prodi Pendidikan Akuntansi Jurusan Ekonomi UNNES Angkatan tahun
2001/2002 terhadap prestasi belajar mata kuliah akuntansi sebesar 0,113 atau
11,3%, sedangkan sisanya sebesar 88,7 % dipengaruhi oleh faktor lain,
misalnya faktor yang berasal dari luar diri mahasiswa yaitu faktor keluarga,
faktor lingkungan sosial masyarakat.
|
2
|
Ery
Setyani Putri (2012) “Pengaruh Lingkungan Keluarga, Prestasi Belajar, dan
Persepsi Mahasiswa tentang Undang-undang Guru dan Dosen terhadap Minat
Menjadi Guru pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Angkatan 2008
dan 2009 Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta”.
|
1. Lingkungan Keluarga (X1)
2.
Prestasi
Belajar (X2)
3.
Persepsi
Mahasiswa tentang Undang-undang Guru dan Dosen (X3)
4.
Minat
Menjadi Guru (Y)
|
Deskriptif
korelasional
|
1.
Terdapat pengaruh positif dan signifikan Lingkungan Keluarga terhadap Minat Menjadi
Guru pada Mahasiswa ProgramStudi pendidikan Akuntansi Angkatan 2008 dan 2009
FE UNY yang ditunjukkan nilai rx1y(0,658), r2 x1y (0,433) dan thitung (10,158)
>ttabel(1,658) pada taraf signifikansi 5%.
2.
Terdapat pengaruh positif dan signifikan Prestasi Belajar terhadap Minat Menjadi
Guru pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Angkatan 2008 dan 2009
FE UNY yang ditunjukkan dengan nilai rx2y (0,881), nilai r2 x2y(0,775) dan hitung
(21,588) > ttabel(1,658) pada taraf signifikansi 5%.
3. Terdapat
pengaruh positif dan signifikan Persepsi Mahasiswa tentang UUGD terhadap
Minat Menjadi Guru pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Angkatan
2008 dan 2009 FE UNY yang ditunjukkan dengan nilai rx3y(0,629), nilai r2
x3y (0,395) dan thitung (9,391) > ttabel (1,658)
pada taraf signifikansi 5%.
4.
Terdapat pengaruh positif dan signifikan sebesar 84,40% Lingkungan Keluarga, Prestasi Belajar dan
Persepsi Mahasiswa tentang Undangundang Guru dan Dosen secara bersama-sama
terhadap Minat Menjadi
|
2.3 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka berpikir yang ada maka
pada penelitian yang akan dilakukan ini diajukan hipotesis yaitu:
1. Terdapat pengaruh yang positif pengalaman
PPL terhadap minat menjadi guru pada mahasiswa FKIP Ekonomi Universitas Kanjuruhan
Malang angkatan 2010.
2. Terdapat pengaruh yang positif prestasi
belajar terhadap minat menjadi guru pada mahasiswa FKIP Ekonomi Universitas Kanjuruhan
Malang angkatan 2010.
3. Terdapat pengaruh yang positif lingkungan
keluarga terhadap minat menjadi guru pada mahasiswa FKIP Ekonomi Universitas Kanjuruhan
Malang angkatan 2010.
4. Terdapat pengaruh yang positif pengalaman
PPL, prestasi belajar dan lingkungan keluarga terhadap minat menjadi guru pada
mahasiswa FKIP Ekonomi Universitas Kanjuruhan Malang angkatan 2010.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian diartikan sebagai strategi mengatur latar
penelitian agar peneliti memperoleh data yang valid sesuai dengan karakteristik
variabel dan tujuan penelitian. Melihat
permasalahan yang ada dalam penelitian ini, maka metode yang digunakan adalah
metode korelasional dan regresi linier
berganda, pengaruh antara variabel diteliti dan dijelaskan.
Pengaruh yang dicari tersebut sebagai korelasi. Sedangkan regresi linier berganda adalah
suatu metode statistik umum yang digunakan untuk meneliti pengaruh antar sebuah
variabel terikat dengan variabel bebas. Regresi linier berganda bisa mengandung
dua atau lebih variabel independen. Analisis regresi pada dasarnya bertujuan
untuk mengetahui seberapa besar pengaruh antara tiga variabel, jika di antaranya terdapat pengaruh yang signifikan.
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah: Pengalaman
PPL, Prestasi Belajar, dan Lingkungan Keluarga.
Sedangkan variabel terikatnya adalah minat menjadi guru pada
mahasiswa FKIP Ekonomi UNIKAMA Angkatan 2010. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh antara variabel bebas dengan
variabel terikat baik secara terpisah maupun bersama-sama.
Secara skematis
pengaruh variabel-variabel tersebut dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
X
|
X1
|
X2
|
X3
|
Y
|
Gambar 3.1: Bagan rancangan penelitian
Keterangan gambar:
X1 : Pengalaman PPL
X2 : Prestasi Belajar
X3 : Lingkungan Keluarga
Y : Minat Menjadi Guru
: Pengaruh variabel X terhadap Y
secara parsial
: Pengaruh variabel X terhadap Y
secara simultan
Variabel X1, X2 dan X3 merupakan varibel bebas dan varibel Y
merupakan variabel terikat, yang mana akan dilakukan analisis pengaruh dan
masing-masing sub variabel bebas terhadap varibel terikat. Analisis tersebut
kemudian dilanjutkan dengan menganalisis ketiga variabel bebas secara
bersama-sama. Jadi dalam penelitian ini digunakan regresi berganda.
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah
keseluruhan subyek penelitian. (Arikunto, 2006:130). Penelitian ini merupakan
penelitian populasi, karena jumlah subyek penelitian yang kurang dari 100
Mahasiswa. Hal ini sesuai dengan pendapat Arikunto (2002:112) bahwa apabila
subyek penelitian kurang dari 100, lebih baik ambil semua sehingga penelitiannya
merupakan penelitian populasi.
Populasi dalam
penelitian ini adalah semua Mahasiswa Program Studi pendidikan Ekonomi Fakultas
Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Kanjuruhan Malang Angkatan Tahun 2010.
yang berjumlah 86 orang yang terdiri dari mahasiswa laki-laki sebanyak 27 orang
dan mahasiswa perempuan sebanyak 59 orang. Keseluruhan populasi ini dapat
terlihat dalam tabel populasi sebagai berikut:
Tabel
3.2.1
Keadaan
Populasi Penelitian
KELAS
|
JUMLAH
|
Pendidikan
Ekonomi Konsentrasi Akuntansi
|
68 Mahasiswa
|
Pendidikan
Ekonomi Konsentrasi Koperasi
|
18 Mahasiswa
|
JUMLAH
|
86
Mahasiswa
|
Sumber : Tata Usaha Jurusan Pendidikan Ekonomi
UNIKAMA Tahun 2013
3.3 Instrumen Penelitian
Menurut
Suharsimi Arikunto (2010:149), instrumen adalah “alat pada waktu penelitian
menggunakan sesuatu metode”, sedangkan Sugiyono (2009:102), mendefinisikan
instrumen penelitian sebagai “suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena
alam maupun sosial yang diamati”. Secara spesifik semua fenomena ini disebut
variabel penelitian.
Instrumen
yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket. Angket dibuat berdasarkan
kisi-kisi instrument penelitian yang ditentukan. Dalam penelitian ini dibuat
tiga angket, yaitu satu angket untuk Variabel X1 (Pengalaman PPL),
satu untuk Variabel X2 (Lingkungan Keluarga) dan satu lagi untuk
Variabel Y (Minat Menjadi Guru).
Berdasarkan
definisi operasional dari masing-masing variabel maka dapat disusun
indikator-indikator yang digunakan untuk mengukur variabel-variabel tersebut
sehingga dapat ditentukan kisi-kisi yang akan diwujudkan dalam butir-butir
pernyataan. Jawaban dari pernyataan dalam penelitian ini disajikan dalam bentuk
Skala Likert dengan empat kategori jawaban, yaitu ungkapan pada variable
Pengalaman PPL yaitu Selalu (SL), Sering (SR), Jarang (JR), Tidak Pernah (TP). Dan ungkapan untuk variabel Prestasi
Belajar, Lingkungan Keluarga dan Minat Menjadi Guru yaitu Sangat Setuju (SS),
Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap,
pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial
(Sugiyono, 2010:93). Untuk setiap pernyataan dalam angket disediakan empat
alternative jawaban dengan criteria sebagai berikut:
Tabel 3.3.1 Bobot skor likert untuk angket variabel Prestasi
Belajar, Lingkungan Keluarga dan Minat Menjadi Guru
PERNYATAAN
|
BOBOT SKOR
|
|||
SS
(Sangat Setuju)
|
ST
(Setuju)
|
TS
(Tidak Setuju)
|
STS
(Sangat Tidak Setuju)
|
|
Positif
|
4
|
3
|
2
|
1
|
Negatif
|
1
|
2
|
3
|
4
|
Tabel 3.3.2 Bobot skor likert untuk angket variabel
Pengalaman PPL
PERNYATAAN
|
BOBOT SKOR
|
|||
SL
(Selalu)
|
SR
(Sering)
|
JR
(Jarang)
|
TP
(Tidak Pernah)
|
|
Positif
|
4
|
3
|
2
|
1
|
Negatif
|
1
|
2
|
3
|
4
|
Untuk
mengontrol instrumen yang disusun mencakup seluruh variabel, maka dibuat
kisi-kisi instrumen yang terlihat pada table berikut:
Tabel 3.3.3 Kisi-kisi
Instrumen Variabel Pengalaman PPL
Variabel Penelitian
|
Indikator
|
No. Butir
|
Jumlah
|
Pengalaman
PPL
|
1. Kemampuan
merencanakan pembelajaran
2. Kemampuan
melaksanakan pembelajaran
|
1, 2, 3, 4*,
5, 6*, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16*, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24,
25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34
|
34
|
Ket:
*tanda untuk pernyataan negatif
Tabel 3.3.4 Kisi-kisi
Instrumen Variabel Minat Menjadi Guru
Variabel Penelitian
|
Indikator
|
No. Butir
|
Jumlah
|
Minat
Menjadi Guru
|
1. Kognisi
(mengenal), yaitu adanya pengetahuan dan informasi mengenai profesi guru
2. Emosi
(perasaan), yaitu perhatian yang lebih besar terhadap profesi guru
3. Konasi
(kehendak), yaitu kemampuan dan hasrat untuk menjadi guru
|
1, 2, 3, 4, 5,
6, 7*, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16*, 17*, 18*
|
18
|
Ket:
*tanda untuk pernyataan negatif
Instrumen
dimodifikasi dari Bambang Tejo Purnomo (2011)
Tabel 3.3.5 Kisi-kisi
Instrumen Variabel Lingkungan Keluarga
Variabel Penelitian
|
Indikator
|
No. Butir
|
Jumlah
|
Lingkungan
Keluarga
|
1. Relation, yaitu hubungan orang tua
dengan anak
2. Education, yaitu didikan orang tua
kepada anak
3. Support, yaitu dukungan orang tua kepada
anak dan profesi orang tua
|
1, 2, 3, 4*, 5
6*, 7, 8, 9,
10
11, 12, 13,
14, 15, 16*,
17,
18
|
18
|
Ket:
*tanda untuk pernyataan negatif
Instrumen
dimodifikasi dari Ardisti Henny P (2010)
3.3.1 Uji Validitas Angket
Uji validitas dimasukkan untuk menunjukkan tingkat-tingkat
kevalidan suatu isntrumen yang mampu mengukur apa yang diinginkan dengan teliti
sudah tepat. Untuk menguji validitas instrumen penelitian digunakan rumus
korelasi produk moment, yaitu dengan korelasikan skor tiap butir soal dengan
skor total.
Rumus I : dengan nilai simpangan
Keterangan:
X = X -
y = y -
X = skor rata – rata dari X
Y = skore rata – rata dari Y
Kriteria penggunaan rumus ini apabila r hitung < r tabel, maka korelasi
tidak signifikan artinya butir soal dengan instrumen tersebut dikatakan tidak
valid. Sebaliknya apabila r hitung > r tabel, maka korelasi signifikan
artinya butir soal instrumen dikatakan valid (Arikunto, 2002:175).
3.3.2
Uji Reliabilitas Angket
Arikunto (2002:152–160), menyatakan bahwa reliabiltas
berhubungan dengan masalah kepercayaan. Suatu tes dikatakan mempunyai taraf kepercayaan
yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Artinya, dalam
setiap perubahan terjadi secara objek dan dari besarnya ketetapan itulah akan
dapat menunjukkan tingginya reliabilitas instrumen. Untuk menguji reliabilitas
digunakan rumus Sperman-Brown.
Dengan cara II (belah awal – akhir)
Keterangan:
rxy =
Koefisien korelasi butir item
X
= Jumlah skor butir item seluruh
responden
Y
=
Jumlah skor total seluruh butir item dari seluruh responden
N
=
Jumlah responden
Kriteria penggunaan rumus ini apabila nilai α < r tabel, maka tes dapat dikatakan tidak reliabel.
Sebaliknya apabila nilai α > r tabel, dan
alpha bernilai positif, maka instrument penelitian dapat dikatakan reliabel. Tingkat
reabelitas instrumen berdasarkan nilai alpha
jika dikelompokkan ke dalam lima kelas dengan rentang yang sama dapat
diinterprestasikan sebagai berikut:
Tabel 3.3.6 tingkat Reabilitas
Berdasarkan Nilai Alpha.
Alpha
|
Tingkat Reabilitas
|
0.00- 0.20
|
Kurang Reliabel
|
0.20- 0.40
|
Agak reliabel
|
0.40-0.60
|
Cukup reliabel
|
0.60-0.80
|
Reliabel
|
>0.80-1.00
|
Sangat reliabel
|
Sumber :
Yuliana (2009)
3.4 Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah sebagai berikut:
1.
Kuesioner/Angket
Kuesioner
merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi
seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya. Kuesioner dapat berupa pertanyaan/pernyataan tertutup atau terbuka,
dapat diberikan kepada responden secara langsung atau dikirim melalui pos atau
internet. (Sugiyono, 2009:142)
Data
yang dikumpulkan menggunakan angket adalah informasi dari responden tentang Pengalaman
PPL, Prestasi Belajar, dan Lingkungan Keluarga terhadap Minat Menjadi Guru Mahasiswa
Program Studi Pendidikan Ekonomi Angkatan 2010 FKIP UNIKAMA. Kisi-kisi lembar
angket sebelumnya dilakukan validasi pada ahlinya dalam hal ini dosen
pembimbing.
2.
Dokumentasi
“Dokumentasi
merupakan suatu cara mengumpulkan data dengan jalan mengutip dari sumber
catatan yang sudah ada” (Sugihartono, dkk, 2007:163). Metode ini digunakan
untuk melengkapi informasi yang telah didapat dari pengumpulan angket. Data
yang diperoleh dengan metode dokumentasi ini adalah data Prestasi Belajar
mahasiswa yang dilihat dari IPK terakhir mahasiswa.
3.5 Analisis Data
Menurut
Ridwan, 2009:132, analisis data berkaitan dengan perhitungan untuk menjawab
rumusan masalah dan pengujian hipotesis yang diajukan. Teknik analisis data
diarahkan pada pengujian hipotesis serta jawaban rumusan yang diajukan.
Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data kuantitatif yang
dianalisis dengan teknik statistik. Data ini diperoleh berdasarkan hasil penskoran angket yang diberikan kepada responden. Skor yang
dapat dihitung tingkat prosentasenya selanjutnya dikualitatifkan.
Teknik analisis ini bertujuan untuk mendeskripsikan kondisi semua variabel,
yaitu bagaimana pengalaman PPL, Prestasi Belajar
dan Lingkungan Keluarga dapat mempengaruhi Minat Menjadi Guru pada Mahasiswa
FKIP Ekonomi Angkatan 2010 UNIKAMA.
Langkah-langkah yang ditempuh dalam menggunakan teknik analisis ini adalah:
1. Pengalaman PPL
Jumlah Interval Kelas didasarkan pada rumus Sturges (Anto
Dajan: 13)
I = (Skor
Tertinggi-Skor Terendah)/k
Menentukan Tabel
Skala Konversi
disesuaikan dengan rumus Sturges
dengan modifikasi kriteria. Menentukan
tabel skala konversi dengan cara sebagai berikut:
Keterangan :
Rentang : (Jumlah
angket x skor tertinggi angket) -
(Jumlah angket x skor
terendah)
Kriteria : 5 (Tidak Baik,
Kurang Baik, Cukup Baik, Baik, Sangat Baik)
Tabel 3.5.1 Skala Konvensi Pengalaman PPL
Skala konversi
|
Kriteria
|
71-113
|
Tidak baik
|
114-156
|
Kurang baik
|
157-199
|
Cukup baik
|
200-242
|
Baik
|
243-285
|
Sangat baik
|
Sumber : rancangan penelitian
2. Lingkungan
Keluarga
Jumlah Interval Kelas didasarkan pada rumus Sturges (Anto
Dajan: 13)
I = (Skor
Tertinggi-Skor Terendah)/k
Menentukan Tabel
Skala Konversi
disesuaikan dengan rumus Sturges dengan modifikasi kriteria sebagai berikut:
Keterangan :
Rentang : (Jumlah
angket x skor tertinggi angket)-(jumlah angket x skor terendah)
Kriteria : 4 (Sangat Setuju (SS),
Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS))
Tabel 3.5.2 Skala Konversi Lingkungan
Keluarga
Skala konversi
|
Kriteria
|
19-30
|
Tidak baik
|
31-42
|
Kurang baik
|
43-54
|
Cukup baik
|
55-66
|
Baik
|
67-79
|
Sangat baik
|
Sumber
: rancangan penelitian
3.
Prestasi Belajar
Mahasiswa
Menentukan tabel skala konversi untuk
prestasi belajar disesuaikan dengan standar kampus yaitu sebagai berikut:
Tabel 3.5.3 Skala Konversi Prestasi
belajar mahasiswa
Skala konversi
|
Kriteria
|
2.00 - 2.75
|
Memuaskan
|
2.76 - 3.50
|
Sangat memuaskan
|
3.51 - 4.00
|
Dengan pujian
|
Sumber : dokumen penelitian
a. Menentukan Presentase Variabel
Perhitungan prosentase variabel digunakan untuk mengetahui gambaran
variabel yang diteliti. Melalui perhitungan prosentase variabel dapat diketahui
perbandingan skor dari masing-masing variabel. Menurut sudjana (2002:50),
Rumus
yang digunakan adalah:
Keterangan :
f = frekuensi
n = jumlah subyek yang diteliti.
3.5.1
Analisis
Regresi Linear Berganda
Analisis Regresi
Linear Berganda merupakan pengembangan dari
analisis Regresi Linier Sederhana. Analisis Regresi
Linear menguji pengaruh 2 variabel bebas atau lebih
terhadap variabel terikat. (Endi
Sarwoko, 2009:91).
Rumus regresi linier berganda yang digunakan:
Y = a + b1 x1 + b2 x2
+ …
+ bk
Xk +
e
Keterangan :
Y = Variabel
terikat (minat menjadi guru)
a = Konstanta
b1 =
Koefisien regresi
bk =
Koefisien regresi variabel bebas ke-k
X1, X2, X3 = Variabel bebas (pengalaman
PPL, prestasi belajar, dan lingkungan keluarga)
e = Kesalahan penganggu (error)
Untuk
menghitung nilai-nilai pada persamaan regresi berganda dengan tiga varibel
bebas menggunakan rumus:
+ b3 ∑x1 x3
|
(Endi
Sarwoko, 2009:92)
|
Rumus
ini bisa dikembangkan sebanyak k variabel bebas/
Regresi Linier Berganda dapat digunakan jika dipenuhinya
beberapa asumsi sebagai berikut:
3.5.1.1
Uji Asumsi
Klasik
Penggunaan analisis
regresi memerlukan dipenuhinya beberapa asumsi (asumsi klasik) agar diperoleh
estimator yang tidak bias. Pengujian asumsi klasik dalam penelitian ini terdiri
dari:
3.5.1.1.1
Uji Normalitas
Salah satu asumsi dalam penggunaan model regresi adalah
data harus berdistribusi normal atau residual menyebar disekitar nol. Pengujian
normalitas data dalam penelitian ini menggunakan grafik normal P-plot,
apabila data menyebar disekitar garis diagonal dan arah penyebarannya mengikuti
arah garis diagonal, berarti data berdistribusi normal.
3.5.1.1.2
Uji
Multikolineritas
1
1-r2
|
3.5.1.1.3
Uji
Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas berarti variansi residual tidak sama
untuk semua pengamatan atau semakin besarnya residual untuk pengamatan yang
semakin banyak. Model regresi linier mengasumsikan bahwa varian residual
bersifat konstan atau sama untuk berbagai pengamatan. Jika variansi dari
residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut
heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau
tidak terjadi heteroskedastisitas.
3.5.1.1.4
Uji Autokorelasi
Autokorelasi berarti
terdapat korelasi serial diantara data pengamatan atau antar anggota sampel,
sehingga muncul suatu data yang dipengaruhi oleh data sebelumnya. Walaupun
umumnya autokorelasi muncul pada deret waktu tetapi tidak menutup kemungkinan
juga terjadi pada data crossectional. Akibat
adanya autokorelasi:
1. Varian
sampel tidak menggambarkan varian populasi.
2. Model
regresi yang dihasilkan tidak dapat dipergunakan untuk menduga nilai variabel
terikat dari nilai variabel bebas tertentu.
3. Varian
dan koefisien menjadi tidak minim lagi, sehingga koefisien yang diperoleh
kurang akurat.
Untuk mendeteksi gejala Autokorelasi digunakan pengujian dengan metode Durbain-Watson (d) hasil perhitungan Dubin-Watson (d) dibandingkan dengan
bila d tabel pada α=0,05. tabel d memiliki dua nilai yaitu batas atas (du) dan
batas bawah (dl) untuk berbagai nilai n dan k, jika:
-
Jika dhitung < dL :
terjadi autokorelasi positif
-
Jika (4–d) < dL : terjadi autokorelasi negatif
- Jika du < dhitung < 4 – du :
tidak terjadi autokorelasi
- Jika
dL < dhitung < du atau 4-dU <
dhitung < 4-dL :
tidak dapat diambil kesimpulan.
3.5.2
Uji
R2 (Koefisien Diterminasi)
Koefisien determinasi merupakan ukuran kesesuaian (goodnes of fit) garis regresi linier
berganda terhadap suaru data, atau dapat digunakan untuk mengukur besarnya
kontribusi variabel bebas (X) terhadap variasi perubahan variabel terikat (Y).
Nilai koefisien determinasi terletak antara 0 ≤ R2 ≤ 1, dan biasanya
dinyatakan dalam bentuk presentase. Nilai R2 semakin mendekati 1
menunjukkan semakin besar kontribusi variabel bebas (X) terhadap variasi
perubahan variabel terikat (Y). (Endi Sarwoko, 2009:84)
3.5.3 Uji
F (Anova)
Untuk menguji pengaruh variabel bebas secara simultan terhadap
variabel terikat dilkukan Uji F (Anova), dengan
rumus sebagai berikut:
(Endi
Sarwoko, 2009:93)
|
F =
|
R2 / (k)
(1 – R2) / (n – k - 1)
|
Dimana :
R2 = koefisien determinasi
k = jumlah variabel bebas
n = jumlah data (sampel)
F = F hitung selanjutnya dibandingkan dengan F
tabel pada taraf α = 5%
3.5.3
Uji
t
Dipakai untuk menguji signifikan pengaruh variabel bebas
secara parsial terhadap variabel terikat dengan menganggap veriabel lain
bersifat konstanta.
Menggunakan rumus :
(Endi
Sarwoko, 2009:94)
|
Dimana :
bi = koefisien
regresi variabel ke i
β1 =
parameter ke 1 yang dihipotesiskan
Se (bi) = kesalahan
standart bi
3.6
Pengujian Hipotesis
3.6.1 Analisis
Regresi Linear Berganda
Analisis
Regresi Linear Berganda merupakan
pengembangan dari analisis Regresi Linier Sederhana. Analisis Regresi Linear menguji pengaruh 2 variabel bebas atau lebih
terhadap variabel terikat. (Endi
Sarwoko, 2009:91). Digunakan
untuk menguji H4.
Rumusan hipotesis yang diajukan adalah :
Ha : b1
, artinya pengalaman PPL, Prestasi Belajar dan Lingkungan Keluarga berpengaruh
terhadap Minat Menjadi Guru.
Ho : b1 = b2 = 0, artinya pengalaman PPL, Prestasi Belajar dan Lingkungan Keluarga
tidak berpengaruh terhadap Minat Menjadi Guru.
3.6.2
Uji T
Dipakai untuk menguji signifikan pengaruh variabel bebas
secara parsial terhadap variabel terikat dengan menganggap veriabel lain
bersifat konstanta. Uji t digunakan untuk menguji H1, H2, dan
H3.
Dalam uji t ini menggunakan taraf signifikan 95% (α =
0,05). Rumusan hipotesis yang diajukan yaitu:
Ha : b1
0, variabel bebas berpengaruh signifikan terhadap
variabel terikat
Ho : b1 = 0, variabel bebas tidak berpengaruh signifikan
terhadap variabel terikat
Bila nilai signifikan t
0,05 maka Ho
ditolak dan Ha diterima berarti ada pengaruh yang signifikan antara variabel
bebas yang di ukur terhadap variabel terikat. Bila
nilai signifikan t > 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak berarti tidak ada
pengaruh yang signifikan antara variabel bebas yang diukur terhadap variabel
terikat.
3.6.3
Uji F (Uji Anova)
Untuk menguji pengaruh variabel bebas secara simultan terhadap
variabel terikat. Uji F digunakan
untuk menguji H4. Rumusan hipotesis
yang diajukan yaitu :
Ha : b1
, ada pengaruh yang signifikan antara tiga variabel bebas secara simultan terhadap variabel
terikat.
Ho : b1 = b2 = 0, tidak ada pengaruh yang signifikan
antara ketiga variabel bebas secara simultan terhadap variabel terikat.
Bila nilai signifikan F
0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima, berarti
variabel secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat. Bila nilai signifikan F > 0,05 maka Ho
diterima dan Ha ditolak, berarti variabel bebas secara bersama-sama tidak
berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat. Kata lain variabel bebas
tidak dapat menjelaskan perubahan variabel terikat.
0 komentar:
Posting Komentar