Recent Comments

Blogger templates

ekonomi Executive

ekonomi

kursor

KODE 1 KODE 2

Empty Widget

Pages

lagu

Diberdayakan oleh Blogger.

menu ekonomi

Pengikut

Popular Posts

RSS

iklan

Script Iklan anda

jalan-jalan

warunk materi ekonomi

KD.Memberi penguatan

memberi informasi kepada guru mauupun calon guru untuk dapat memberikan penguatan kepada peserta didik, guna meningkatkan tingkat pemahaman peserta didik. 


Pemberian penguatan tidak hanya untuk memberikan motivasi, tapi juga mempunyai tujuan lain. Paling tidak ada empat tujuan dalam hal penguatan pembelajaran. Pertama, penguatan dapat meningkatkan perhatian peserta didik pada matakuliah yang diajarkan. Ketika Anda memberikan penguatan terhadap prestasi peserta didik sebenarnya Anda telah mencoba menarik perhatian mereka untuk lebih memperhatikan, meskipun sejenak terhadap materi yang sedang Anda ajarkan. Coba bayangkan, jika apa pun pendapat peserta didik terhadap materi tidak diapresiasi, tentu mereka akan merasa bosan dan kelihatan monoton. Kedua, penguatan dapat meningkatkan motivasi belajar. Coba kita refleksikan pada diri sendiri, ketika kita berhasil menyelesaikan sebuah pekerjaan tanpa dihargai atau diapresiasi, bagaimana perasaan kita ketika diberi pekerjaan yang lain? Apakah kita lebih bersemangat mengerjakan tugas baru ataukah kita mengerjakan asal-asalan? Dalam konteks pembelajaran, tentu peserta didik akan lebih termotivasi untuk meningkatkan diri dalam menambah wawasan dan lebih aktif di kelas jika pendapat yang dikemukakan kita hargai. Ketiga, tujuan pemberian penguatan adalah untuk memudahkan peserta didik belajar. Dengan Anda memberikan penguatan diharapkan peserta didik lebih mudah dalam belajar sebab ketika mereka dihargai akan muncul perasaan senang yang lebih mendorongnya untuk belajar hal-hal baru. Ingat, dalam paradigma baru pendidikan, belajar yang paling baik adalah yang paling menyenangkan. Bagi peserta didik yang senang suasana hatinya, tentu belajar akan lebih mudah ketimbang belajar dalam kondisi tertekan. Keempat, penguatan bertujuan untuk mengurangi tingkah laku yang negatif serta membina tingkah laku positif. Dengan kita memberikan penguatan dan apresiasi terhadap peserta didik pada dasarnya kita berusaha menciptakan budaya positif kepada peserta didik, bahwa siapa pun yang melakukan hal baik atau berprestasi akan mendapatkan penghargaan. Sebaliknya bagi yang melakukan tindakan tercela atau negatif tidak akan mendapatkan penghargaan. Hal ini sangat diperlukan di tengah maraknya permasalahan bangsa yang cenderung kurang menghargai pandangan pihak lain yang berbeda. Dengan melatih di kelas diharapkan tradisi saling menghargai ini juga berkembang di masyarakat agar budaya kekerasan semakin berkurang.
D. Bentuk Penguatan Sebagaimana disebutkan di atas bahwa memberikan ucapat ”Hebat!” dan ”Wah, sebuah ide yang bagus!” atau memberikan acungan jempol dan tepuk tangan bersama adalah bagian dari bentuk penguatan. Secara umum ada dua bentuk penguatan dalam pembelajaran, yaitu penguatan verbal dan penguatan non-verbal. Yang dimaksud dengan penguatan verbal adalah sebuah bentuk respons atau apresiasi dalam pembelajaran yang dilakukan secara lisan dengan memberikan kata pujian, penghargaan, persetujuan dan sebagainya. Sementara itu, penguatan non-verbal adalah sebuah bentuk apresiasi terhadap peserta didik selain menggunakan lisan. Adapun di antara bentuk penguatan non-verbal adalah: Penguatan berupa gerakan mimik dan badan, misalnya memberikan acungan jempol, dengan senyuman, kerut kening tanda lebih memperhatikan, atau wajah cerah. Pada kenyataannya, banyak di antara kita yang jual senyum kepada siswa. Padahal senyuman kita sangat berarti bagi mereka dalam hal penciptaan suasana nyaman belajar di kelas, apalagi senyuman kita juga dapat berarti shadaqah. Maka, ternyumlah kepada peserta didik kita! Penguatan dengan cara mendekati, misalnya guru duduk dekat dengan siswa, berdiri di samping siswa atau berjalan di sisi siswa. Kita mungkin sering menjumpai seorang guru yang hanya duduk di satu tempat secara statis dan cenderung mematung, padahal mengajar dengan cara sambil berjalan-jalan di kelas akan lebih membuat suasana kelas lebih nyaman secara psikis. Penguatan dengan kegiatan yang menyenangkan. Dalam hal ini sebagai pendidik kita dapat menggunakan kegiatan-kegiatan yang disenangi siswa sebagai penguatan, misalnya apabila ada siswa yang lebih memahami sebuah materi, dia diminta maju memberikan penjelasan kepada teman-temannya yang belum bisa. Cara seperti ini akan mendorong hatinya bungah (Jawa-red.). Dalam pandangan David McClelland, orang yang berprestasi dan merasa senang dia akan meningkat terus prestasinya. Ini disebut virus nAch [need for achievement]. Penguatan dengan menggunakan simbol dan benda, misalnya lencana, bintang, atau kartu bergambar. Pernahkah nggak kita memberikan tanda bintang kepada siswa kita yang berprestasi? Jika belum, cobalah kita lakukan, sebab hal ini akan membuat mereka dihargai dan lebih termotivasi.
E. Prinsip-prinsip Penguatan Agar penguatan yang kita lakukan berhasil, maka beberapa prinsip berikut ini perlu kita perhatikan, yaitu: Kehangatan dan antusias Penguatan harus kita lakukan dengan tulus, tidak dibuat-buat atau ada kesan asal melakukan penguatan. Jika demikian, maka tujuan penguatan yang kita lakukan tidak tercapai misalnya meningkatkan motivasi atau meningkatkan prestasi peserta didik. Karena itu, dalam melkukan penguatan kita harus lebih bersemangat. Kebermaknaan Penguatan yang kita berikan hendaknya yang dapat meningkatkan motivasi peserta didik, meningkatkan prestasi belajar, dan menarik perhatian siswa. Untuk itu, kita perlu memperhatikan konteks saat penguatan dilakukan, sebab jangan sampai penguatan dilakukan pada saat yang kurang tepat. Perlu diingat, bahwa penguatan dilakukan justru ketika perhatian peserta didik mulai berkurang, motivasi rendah, dan mereka belum fokus ke pembelajaran. Menghindari respons yang negatif Sebelum memberikan penguatan, kita perlu memperhatikan konteks agar penguatan yang kita lakukan justru tidak kontraproduktif. Seharusnya meningkatkan motivasi tapi malah menurunkan motivasi. Seharusnya membuat peserta didik lebih bersemangat belajar tapi malah tersinggung atau menyepelekan. Ini mungkin saja terjadi jika kita tidak mempertimbangkan konteks audiens. Sebagai contoh, cara memberikan penguatan verbal di sekolah Jawa tentu berbeda dengan ketika berada di luar Jawa. Begitu juga, tentu berbeda bentuk penguatan yang kita berikan di sekolah daerah pedesaan dengan di perkotaan. Penguatan pada perseorangan Penguatan akan lebih tepat sasaran dan bermakna jika mempertimbangkan siapa audiensnya. Jika tujuan memberikan penguatan untuk peserta didik secara perseorangan tentu berbeda dengan jika kita memberikan penguatan untuk kelompok. Karena itu, sasaran perlakuan akan mempengaruhi bentuk penguatan yang kita berikan. Jika secara perseorangan, maka penguatan juga harus khusus perseorangan. Penguatan pada sebuah kelompok Terkait dengan audiens poin sebelumnya, dalam hal ini jika penguatan ditujukan pada kelompok, maka bentuk penguatan juga harus mengikuti. Penguatan yang diberikan dengan segera Penguatan akan lebih tepat sesaat setelah peserta didik menunjukkan prestasi, tidak diselingi. Sebab, jika diselingi, konteksnya sudah berbeda, dan sangat mungkin peserta didik sudah lain perhatian dan fokusnya. Dengan kata lain, jika akan memberikan penguatan, jangan kita tunda-tunda! Penguatan yang diberikan secara variatif Dalam memberikan penguatan pembelajaran, kita harus menggunakan variasi bentuk, verbal maupun non-verbal. Bayangkan respons peserta didik jika dari pertemuan pertama sampai pertemuan terakhir kita hanya memberikan penguatan verbal saja, itupan hanya kata ”Hebat!!”. Apa yang terjadi? Sangat mungkin peserta didik kita akan mendahului mengatakan ”Hebat!!” sebelum kita mengatakannya, sebab mereka sudah hafal. Di samping itu, hal ini juga sebagai bentuk kebosanan. Yang terjadi malah semacam olok-olok kepada kita, bukan memotivasi mereka. Untuk itu, dalam hal penguatan kita harus melakukan variasi.  Keterampilan memberi penguatan.Penguatan (reinforcement) adalah segala bentuk respon, apakah bersifat verbal ataupun nonverbal, yang merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa yang bertujuan memberikan informasi atau umpan balik (feed back) bagi siswa atas perbuatannya terhadap stimulus yang diberikan guru sebagai suatu dorongan atau koreksi. Penguatan juga merupakan respon terhadap suatu tingkah laku yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku tersebut. Penggunaan penguatan dalam kelas dapat mencapai atau mempunyai pengaruh sikap positif terhadap proses belajar siswa dan bertujuan untuk meningkatkan perhatian siswa terhadap pelajaran, merangsang dan meningkatkan motivasi belajar dan meningkatkan kegiatan belajar serta membina tingkah laku siswa yang produktif. Seorang guru perlu menguasai keterampilan memberikan penguatan karena penguatan merupakan dorongan bagi siswa untuk meningkatkan penampilan serta dapat meningkatkan perhatian.Tujuan dari pemberian penguatan (reinforcement) adalah :·         Meningkatkan perhatian siswa terhadap proses pembelajaran yang sedang berlangsung dan materi pelajaran yang sedang dibahas.
·         Meningkatkan motivasi dan minat belajar siswa.
·         Meningkatkan partisipasi siswa dalam pembelajaran dan mengarahkan kepada perilaku yang produktif.
Penguatan dibedakan dalam bentuk :1.     Verbal adalah penguatan yang diungkapkan melalui kata – kata/kalimat pujian/penghargaan/persetujuan yang diucapkan oleh guru, seperti bagus, tepat sekali, saya puas dengan pekerjaanmu.
2.     Non verbal adalah penguatan yang diberikan oleh guru melalui ungkapan bahasa isyarat dengan menggunakan bahasa tubuh, misalkan melalui acungan jempol atau anggunkan kepala tanda setuju.
Prinsip – prinsip dalam memberikan penguatan :·         Memberikan penguatan dengan penuh kehangatan dan keantusiasan.
·         Kebermaknaan dalam artian penguatan diberikan sesuai dengan respon dan tingkah laku siswa sehingga menimbulkan keyakinan dalam diri siswa.
·         Menghindari respon yang bersifat negatif terhadap tingkah laku siswa.
·         Menggunakan penguatan yang bervariasi dengan teknik penguatan verbal maupun penguatan non verbal.
·        
Memberikan penguatan dengan sesegera mungkin terhadap respon dan tingkah laku siswa yang muncu

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar